Halooo…
Akhirnya aku bikin tulisan lagi setelah sekian ratus purnama hehehe…
Kali ini aku mau cerita tentang UMKM kuliner yang sudah dua tahun ini aku jalani.
Oh iya, sudah pada tahu dong ya kepanjangan dari UMKM. Kalau ada yang masih bingung bisa langsung googling saja ☺
Aku mulai usaha UMKM kuliner ini sejak mulai pandemic 2020. Awalnya ide usaha ini berasal dari anak-anak gadisku, yang kala itu menjalani belajar dari rumah via daring. Mereka merasa bosan hanya belajar dan berkutat dengan kegiatan sehari-hari dirumah. Suatu hari mereka bilang begini “mam, kita jualan makanan yuk daripada gabut (baca: tidak ada aktifitas yang menarik).
Sampailah aku dan anak-anak gadisku sepakat untuk jual dessert box. Saat itu ada salah satu brand dessert box yang lagi jadi trending topic. Karena harga dessert box brand tersebut mahal harganya, jadi aku memutuskan untuk bikin dessert box dengan ukuran mini dan harganya terjangkau dengan asumsi target market anak sekolah dan mahasiswa.
Awal mulai berjualan dessert box dilakukan di dapur rumahku. Hari pertama laku 8 box, besoknya laku 15 box. Di hari ketiga, ada temanku yang sebelumnya beli dessert box buatanku mengajukan diri jadi reseller. Dari situlah usaha dessert box aku makin berkembang sampai aku punya beberapa reseller Jabodetabek dan Jawa Tengah (Purwokerto, Pemalang, dan Solo). Omzet penjualanku pernah mencapai lebih dari 10 ribu box per bulan.
Seperti inilah kira-kira produk jualanku ☺
Selain dessert box, aku juga menjual brownies, klapertaart, pasta panggang dan nasi kotak. Saat mulai berkembang, aku memberanikan diri untuk menyewa sebuah kios yang aku jadikan dapur induk. Yup, aku tidak punya toko offline, karena sejujurnya jualanku hidup karena reseller dan distributor. Walaupun begitu, alhamdulillah aku bisa menggaji sekitar 12 karyawan di dapur induk tersebut.
Seiring berjalannya waktu, ada teman baikku yang mengajukan diri untuk jadi partner bisnis. Karena dia tinggal dan bekerja di Bali, jadi kami berdua memutuskan untuk mengembangkan usaha kuliner ini di Bali.
Usaha kulinerku di Bali awalnya berkonsep pujasera dan supplier dessert untuk beberapa café dan restoran seafood. Tapi sekarang berubah menjadi warung makan sembari tetap menyuplai dessert ke beberapa klien yang sebelumnya kusebutkan.
Nah, sekarang aku mau berbagi beberapa tips usaha kuliner berdasarkan pengalamanku ☺
1. Produk kuliner yang dijual harus menarik minat target customer.
Saat itu aku memanfaatkan situasi dimana dessert box sedang jadi trend yang digemari oleh banyak orang.
2.Kualitas produk kuliner dengan harga yang terjangkau.
Siapa sih yang tidak suka dengan makanan yang rasanya enak tapi harganya terjangkau? Ini salah satu tantangan buatku saat sekarang ini hehehe…
3. Memperhatikan mutu pelayanan customer.
Sudah jadi santapan sehari-hariku dan karyawanku menghadapi customer dengan berbagai macam perilaku. Walaupun ada beberapa customer yang menyebalkan, tetap pelayanan yang baik dan memuaskan aku jadikan prioritas.
4. Memasarkan produk secara online dan offline.
Jaman sekarang pemasaran produk kuliner secara online sama berpengaruhnya seperti berjualan offline (punya toko). Tapi akan lebih baik apabila pemasaran produk kuliner berjalan bersamaan secara online maupun offline. Pemasaran secara online bisa melalui social media, marketplace atau aplikasi online food (Go Food, Grab Food, Shopee Food, Traveloka Eats, dsb). Untuk pemasaran offline, apabila tidak atau belum punya toko, bisa dilakukan via bazzar makanan, pop up store, festival kuliner dsb.
5. Lokasi yang strategis.
Ini berkaitan dengan operasional. Lokasi yang strategis berpengaruh dengan penjualan. Walaupun Cuma dapur induk, tapi jika lokasi nya strategis akan bisa menghemat waktu dan ongkos dalam pengiriman produk kuliner. Misalkan punya toko atau kios, tentu saja lokasi yang strategis akan memudahkan customer untuk membeli produk kuliner kita, bahkan customer tersebut bisa saja jadi pelanggan tetap.
6. Menjaga asset usaha.
Menurutku asset usaha itu terdiri dari beberapa macam. Yaitu kios beserta isinya, dapur dan beserta peralatan, bahan baku dan karyawan.
Karyawan adalah hal terpenting buatku. Siapa yang akan bantu aku dalam operasional usaha jika tidak ada karyawan? Maka dari itu aku selalu berusaha memperlalukan karyawan-karyawanku dengan baik.
Selain memberikan gaji dan tunjangan sebagai hak mereka, aku juga memberikan bonus jika kinerja mereka optimal dan memberikan keuntungan lebih banyak dalam perjalanan usahaku.
Sekarang ini aku ingin lebih baik dalam memperlakukan karyawanku. Aku berpikir untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan untuk mereka berupa asuransi. Nah kebetulan tanggal 22 September lalu, aku diundang oleh FWD Insurance pada peluncuran platform digital SME Connect
SME Connect adalah platform digital yang menawarkan produk asuransi Employee Benefits dari FWD Insurance atau lebih mudah disebut Asuransi Kumpulan Karyawan UMKM.
Ada tiga jenis perlindungan asuransi yang bisa dipilih oleh pelaku UMKM untuk karyawannya dengan minimal premi sebesar Rp.5.000.000 per tahun setiap karyawan, yaitu:
- Bebas Hidup: Memberikan perlindungan jiwa untuk karyawan.
- Bebas Karya: Memberikan perlindungan dari kecelakaan untuk karyawan.
- Bebas Sehat: Memberikan perlindungan kesehatan untuk karyawan dan keluarganya.
SME Connect didukung dengan teknologi terkini untuk memberikan kemudahan akses untuk para pemilik UMKM dalam memberikan employee benefits untuk karyawannya. Semua kegiatan berasuransi SME Connect ini dapat diakses melalui platform digital FWD Max.
Lalu siapakah FWD Insurance ini?
Nih aku ceritakan ya supaya makin yakin untuk memberikan perlindungan asuransi dari FWD buat semua karyawan kalian ☺
PT. FWD Insurance Indonesia atau singkatnya disebut FWD Insurance adalah perusahaan asuransi jiwa yang berfokus pada kebutuhan nasabah yang memiliki rangkaian produk asuransi individu dan kumpulan didalamnya termasuk asuransi investasi, asuransi berjangka, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri.
Untuk asuransi kumpulan karyawan UMKM, FWD Insurance jelas memiliki pengalaman yang mumpuni. FWD Insurance memiliki jaringan rumah sakit dan klinik rekanan yang luas
FWD Insurance memiliki izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jadi sudah pasti aman dong jadi nasabah FWD Insurance ☺
Supaya lebih puas ngulik-ngulik produk asuransi FWD Insurance, cuuusss langsung buka website FWD Insurance
Yuk sayangi karyawan kita dengan memberikan perlindungan asurasi dari FWD Insurance 🙂