Mempunyai anak laki-laki adalah suatu hal yang baru buatku. Sebelum memiliki Kenzo yang sekarang berusia 4 tahun, aku memiliki dua anak perempuan yang beranjak remaja. Anak pertamaku saat ini berusia 17 tahun dan anak perempuan keduaku saat ini berusia 15 tahun.

Jarak usia anak pertama dan kedua yang berdekatan dan sama jenis kelaminnya denganku membuat aku terbiasa mendidik mereka sesuai dengan cara mendidik anak perempuan yang banyak aku dengar, lihat dan baca dari manapun sumbernya walaupun tidak semua aku terapkan.
Pada saat memiliki Kenzo, aku seperti kembali memiliki anak pertama lagi. Karena beda umur yang jauh dengan kakak-kakaknya berarti beda jaman, dan pada saat melahirkan Kenzo aku urus sendiri tanpa bantuan keluargaku maupun keluarga suami pun tanpa bantuan baby sitter atau asisten rumah tangga. Saat itu yang bisa kulakukan hanyalah membaca, membaca, dan membaca berbagai artikel parenting. Aku juga bergabung kedalam berbagai forum parenting dan bergabung kedalam whatsapp group orang tua yang anaknya seusia dengan Kenzo.
Salah satu yang paling aku kenang adalah tentang clodi alias cloth diaper. Cloth diaper jaman now berbeda bentuknya dengan popok jaman dulu yang biasa kusebut dengan popok tuyul hahaha…
Sudahlah beda jaman, ditambah beda jenis kelamin membuat aku makin kebingungan saat awal memiliki anak laki-laki. Tapi dari hasil banyak membaca dan banyak berdiskusi dengan orang tua yang lain, aku bisa merangkum beberapa cara mendidik anak laki-laki yang sedang kuterapkan kepada Kenzo secara perlahan namun pasti.
Libatkan suami
Peran ayah dalam mendidik anak laki-laki itu penting, walaupun secara alamiah katanya anak laki-laki lebih dekat ke ibunya. Kehadiran ayah dalam mendidik anak laki-laki akan membentuk karakter pria kepada anak laki-laki kita. Cara seorang ayah menyayangi anak laki-lakinya berbeda dengan ibu. Misalkan jika anak terjatuh, ayah akan menyuruh anak laki-lakinya untuk segera bangkit dan menahan rasa sakit beda dengan ibu yang memeluk, mengusap bagian yang sakit sambil membiarkan anaknya menangis. Ibu mendidik anak dengan perasaan, ayah mendidik anak dengan logika agar kuat mental hidup di tengah masyarakat pada saat dewasa nanti.

Jauhkan dari segala hal yang berkaitan dengan anak perempuan
Sebaiknya jangan biarkan rambut anak laki-laki tumbuh panjang alias gondrong. Jangan pula menambahkan aksesoris atau perhiasan kepada anak laki-laki kecuali jam tangan, termasuk jauhkan anak laki-laki dari mainan anak perempuan.
Pisah tidur dari orang tua dan saudara perempuan saat usia 10 tahun
Hal ini berguna untuk menghindari rangsangan seksual sekaligus melatih kemandirian dan keberanian anak laki-laki kita. Siapkan kamar pribadi untuknya, jangan ragu untuk mengusirnya jika saat umurnya mencapai 10 tahun tetapi masih ingin tidur bersama orang tua atau saudara perempuannya.
Tanamkan tanggung jawab dan komitmen
Karena anak laki-laki adalah calon pemimpin keluarga dan terlebih di masyarakat, ajarkan untuk bertanggung jawab dan berkomitmen sejak dini. Misalkan membereskan barang-barang miliknya seperti buku dan mainannya, ditingkatkan dengan membiasakan anak laki-laki kita untuk membereskan kamarnya, kemudian ajarkan untuk mengurus dirinya sendiri seperti mandi sendiri dan menyiapkan perlengkapan sekolah. Ajarkan komitmen untuk segala hal terutama yang berkaitan dengan keinginannya, misalkan jika minta dibelikan sesuatu harus dia gunakan secara maksimal.

Tegakkan disiplin dan ketegasan
Anak-anak terutama anak laki-laki yang dididik tanpa kedisiplinan akan tumbuh menjadi anak yang manja, egois dan tidak kuat mental. Ajarkan anak laki-laki kita disiplin seperti bangun pagi untuk sholat subuh, nonton TV pada waktu yang kita tentukan. Apabila anak berbuat salah, jangan dibiarkan. Hukumlah yang sewajarnya sesuai dengan usia dan tingkat kesalahan agar anak menyadari kekeliruannya. Sebisa mungkin memberikan ganjaran yang mendidik misalkan membersihkan mainan atau mencuci sepedanya.
Ajarkan untuk menghormati perempuan
Ajarkan anak laki-laki kita untuk selalu menghormati dan perlakukan perempuan secara lemah lembut. Ajarkan untuk senantiasa mengalah kepada perempuan.
Bacakan kisah heroik para pahlawan
Ceritakan kisah pahlawan-pahlawan Islam atau para pahlawan nasional agar anak laki-laki kita tidak kehabisan figur pria sejati selain ayahnya.

Kira-kira apalagi ya? barangkali ada tips lain? please sharing di komen π
12 Comments
Lithaetr
Terima kasih tipsnya ya Bun. Saya pun punya anak laki-laki seusai dengan putra bunda. Jadi bermanfaat sekali tipsnya.
Efa Butar butar
Baca artikel ini, aku jadi kepikiran, apakah anak laki2 yang tak diberi pandangan sejak dini tentang kodratnya bisa menjadi pemicu laki laki yang (maaf) agak melambai jadinya?
Sandra Hamidah
Wah sebagai Ibu yang punya anak cowok saya jadi nambah ilmu nih mba, makasih ya sharingnya dan salam kenal
Adhe Albian
Informasinya bagus mba, bisa aku share nih ke temen2 dan kaka2 ku π mandiri sejak kecil tuh emang perlu banget diajarkan sejak dini π
Widyanti Yuliandari
Wahhh…Kak Iren putri2nya udah gede ya. Mamanya awet mudaaaaa. Beneran ini, ngedidik anan lakik jadi jentelmen sejati tu emang gak mudah. Kudu dari kicikkkk bener. Nih bujangku udah 14, nilai2 yang diajarin dari kicik aja kadang coba-coba dia langgar. Apa jadinya kalau sampai lalai tak diajarkan.
Turis Cantik
Kebetulan aku juga punya anak laki-laki, cerita dan tipsnya bermanfaat banget neh mbak buat aku
Syaiful BS
Teteh nice infonya banget, bahan bacaan buat aku juga kalo kenal punya anak laki-laki. Memang pelan-pelan harus sudah dikenalkan tentang hak-haknya sebagi laki-laki agar kelak dia tumbuh baik π
Damar Aisyah
Anakku kalau mainan masih suka nyampur ma Kakaknya, Mbak. Habis gimana umurnya deketan. Kakaknya masak-masakan ya dia ikutan, wkwkwkkwk. Tapi aku tekankan ke sikap. Adiknya memang sangat maskulin, gaya dan polah tingkahnya khas laki-laki, malah kakak ceweknya yang jadi agak tomboi, wkwkwk. Bingung aku.
Hani S.
Semua poin diatas aku setujuuu, Anakku dua2nya Laki-laki, jadi makin terbiasa dengan suasana rumah yang (mau gak mau) sentuhan Girly-nya makin minim seiring waktu, lebih maskulin karena menyesuaikan dengan keperluannya Anak-Anak dan Papanya. Pola Asuh juga lebih condong ke tegas ya Mba, walau sebagai Ibu gak bisa dilawan mellownya saat Anak terluka atau sakit, pasti pengennya melukin terus :))
Bambang Irwanto
Jarangnya si Kenzo dengan dua kakak memang sangat jauh ya, Mbak. Makanya Mbak Iren merasa seperti memiliki anak pertama. Dan memang benar, walau katanya anak cowok dekat dan malah sering mirip ibunya, tapi figur Ayah harus lebih monoton saat mendidik anak. Apalagi pada saat proses tumbuh kembangnya, anak-anak meniru apa yang dilihat.
Putri Zhea
Pelajaran banget buat aq ini ka ya semoga nanti bisa punya anak laki2. Auto save tulisan ini biar jadi lebih belajar lagi…
Keke Naima
Kurang lebih sama lah tipsnya. Tetapi, kalau untuk mainan, anak-anak saya tetap boleh main apapun. Mungkin karena anak saya (laki dan perempuan) berdekatan usianya. Jadi yang laki tetap boleh main boneka, perempuan pun boleh main mobil-mobilan. Ya paling saya perhatikan juga seperti apa cara mereka bermain